Terpancar
wajah-wajah bahagia diantara kami anggota Laskar Kampretz saat pengumuman
kelulusan SMP, satu persatu kami saling berjabat tangan dan mengucap rasa syukur walaupun diantara
kami tak satupun meraih nilai yang dapat
dibanggakan, dari hasil pengumuman siswa berprestasi yang terpampang dipapan pengumuman
hampir 10 besar rangking sekolah
dikuasai oleh kelompoknya Monah dan
seperti yang sudah diduga sebelumnya Monah meraih nilai tertinggi alias the
best. Hal ini tentu membuat Rion menjadi semakin minder dan rendah diri, dalam hati kecilnya Rion
ingin sekali memberi ucapan selamat kepada Monah namun setiap kali ketemu dan berpapasan
hatinya serasa bergetar seperti gempa tektonik dag..dig..dug tanpa kuasa
mencegahnya...
Malam harinya
secara sederhana kami Laskar Kampretz merayakan acara
tasyakuran dan juga acara perpisahan
untuk sementara waktu karena setelah lulus SMP diantara kami harus berpisah
meneruskan sekolah masing-masing, ada yang melanjutkan sekolah keluar kota, ada
yang tetap meneruskan sekolah di desa Obah dan ada juga yang lebih memilih
kursus singkat, tapi dalam hati kecil kami tetap komitmen kalau persahabatan Laskar
Kampretz harus tetap survive dan
berlanjut...
Rasa sedih dan haru
bercampur menjadi satu saat Rion, Ode,
Memet dan Onoy harus melanjutkan sekolah
ke kota Kalong dan yang lainnya Nonot,
Ithol, Oros melanjutkan ke SMA Obah sedangkan Samson & Ego tidak
melanjutkan sekolah karena lebih memilih kursus elektronik dan menekuni ilmu
kleniknya, dengan kondisi itu maka intensitas pertemuan kami menjadi sebulan sekali karena yang sekolah
diluar kota juga harus ngekos.
Kami merasakan
kerinduan yang mendalam walapun hanya
sementara waktu harus berpisah dan yang lebih berat lagi bagi Rion harus
berpisah dengan Monah sosok perempuan yang telah mulai mengisi relung-relung
hatinya. Selanjutnya hari-hari Laskar Kampretz berlalu dengan aktifitas
masing-masing, sekolah baru, teman-teman baru dan lingkungan baru yang jauh
berbeda dengan suasana di desa dan sialnya bayang-bayang Monah juga semakin
kuat menemani malam-malam Rion.
Pertemuan pertama Laskar
Kampretz setelah sebulan berpisah dengan aktifitas masing-masing
berlangsung begitu heboh dan gempar, kami sepakat untuk melepas kangen
dengan bermalam bersama, akhirnya
disepakati menginap dirumahnya Oros di Kawedanan karena kebetulan waktu
itu pak Wedono juga lagi pulang ke kota asalnya ( Solo Kotok ) sehingga kami
betul-betul bebas lepas menikmatinya. Malam itu kami betul-betul merasakan rasa
kangen yang luar biasa apalagi di Kawedanan juga banyak makanan tersedia sehingga
kami dapat begadang sampai pagi dengan ditemani mas kelik penjaga kawedanan
yang terkenal dengan ilmu silatnya sehingga kami merasa aman, kami juga saling
curhat, saling bercanda berbagi dengan cerita masing-masing, nyanyi bersama dan
lagu andalan Laskar kampret saat itu adalah lagunya Crisye ( kisah-kasih di
sekolah ).
Dalam kebersamaan malam itu hati Rion mulai
gelisah ingin curhat tentang perasaannya
tentang Monah, akhirnya Rion secara rahasia
mulai memilih partner yang tepat yaitu dengan Oros mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan Monah, Oros cerita banyak dan detail tentang Monah mulai dari
bodinya yang semakin montok, kesibukannya dalam OSIS, sampai cowok-cowok yang
mendekatinya, Rion betul-betul menyimak dengan seksama cerita itu sampai pagi
kadang Rion juga menyela intrupsi kalau ada hal-hal yang perlu penjelasan ulang
misalnya siapa nama cowoknya Monah saat
itu sambil sekali menutup mulut kalau kedengaran teman yang lainnya.
Setelah mendengar
cerita Oros sampai detail dan berliku-liku akhirnya dengan niat bulat Rion
putuskan untuk siap action dengan nekat untuk nembak Monah dengan cara nitip
foto yang terbaru biasa dengan rambut ala gaya The sen film action tahun
delapan puluhan sama surat sampul pink lewat Oros. Singkat cerita dan satu bulan setelahnya pada saat pertemuan yang kedua di
Kawedanan Oros secara rahasia memberikan sepucuk surat balasan dari Monah,
alangkah berdebarnya hati Rion untuk segera membuka surat itu namun sebelum Rion
buka, ada hal yang membuat penasaran mengapa sampul suratnya menggunakan sampul
sebuah kop perusahaan kontraktor kayak balasan lamaran kerja aja,
sungguh tidak lazim pikirnya dan ternyata begitu dibuka, Rion sungguh kecewa
dan sebait dari suratnya berbunyi :
To. Rion
“ Rion yang unik,
mohon maaf ya, saat ini Monah belum dapat
menerima perasaan Rion karena Monah
belum mau pacaran dan Monah masih ingin konsentrasi belajar “
Balasan surat itu
betul-betul membuat hati Rion meletup-letup sedih dan jantungnya berhenti
sesaat, Oros berusaha menghiburnya sok
menasehati dengan tetap menjaga rahasia penolakan Monah dari temen-temen Laskar
Kampretz yang lainya.
Hari berikutnya
para anggota Laskar Kampretz harus berpisah dan kembali dengan aktifitas
masing-masing, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulanpun berganti tahun tak terasa sudah tiga tahun Rion
lalui masa-masa yang sedih bersama surat
balasan dari Monah yang masih penuh dengan tanda tanya....apa maksudnya
dengan surat berkop kontraktor ...lanjut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar