Sabtu, 16 Februari 2013

Saatnya Menyatu Kembali

Setelah menempuh  masa pendidikan selama 3 tahun  akhirnya kami para Laskar Kampretz lulus dari sekolah masing-masing, Rion, Ode, Onoy & Memet lulus dari STM dan Ithol, Nonot dan  Oros lulus dari SMA sedangkan Ego & Samson juga sudah selesai menamatkan kursusnya bahkan sudah membuka usaha service elektronik, kami betul-betul sangat bahagia karena intensitas pertemuan Laskar Kampretz menjadi lebih sering seperti semula, hampir tiap malam kami begadang, kadang dipinggir sungai, kadang ditengah sawah, dipinggiran hutan bahkan sampai dikuburan serta keluyuran dari rumah yang satu ke rumah yang lain, curhat masalah kehidupan masing-masing, bercanda, bernyanyi dan juga tidur bersama  pokoknya rasa kangen selama tiga tahun  kami tumpahkan serasa air hujan satu hari dan seperti biasa setiap malam minggu Laskar Kampretz tetap nongkrong di Kawedanan karena disamping lokasinya yang strategis dan juga banyak makanannya apalagi kalau pas pak Wedono keluar kota, Kami betul-betul merdeka  layaknya  tawanan perang yang baru keluar dari penjara he he he… hal ini sungguh berbeda dengan kelompoknya Monah yang rata-rata anaknya pada melanjutkan kuliah.. termasuk Monah yang saat itu juga melanjutkan kuliah ke Bandung melalui jalur siswa berprestasi.
Dari kegiatan Laskar Kampretz yang semakin nggak jelas juntrungnya akhirnya mulai mengusik ketenangan warga desa Obah dan nama Laskar Kampretz menjadi buah bibir dimana-mana dan semakin terkenal karena memang saat itu kegiatan kami hampir keluyuran tiap malam kesana dan kemari  seperti nggak punya beban perasaan pokonya happy dan happy sampai-sampai kami juga dijuluki sebagai pegawai P & k ( pengangguran dan keluyuran ) tapi dengan kekompakan Laskar Kampretz yang solid juga membuat sebagian besar warga heran ... karena mulai SD sampai lulus SMA  kami betul-betul solid, kompak dan akrab, padahal kelompok yang lainya hampir pasti tidak ada, mulai saat itu kelompok kami mulai disegani dan tidak dipandang sebelah mata termasuk  juga  oleh mantan teman-teman kami sewaktu SMP & SMA bahkan juga oleh kelompok genius termasuk Monah..
Selama masa menganggur disamping keluyuran setiap malam yang merupakan kegiatan rutinitas para Laskar Kampretz kami juga sempat melakukan  kegiatan-kegiatan  yang cukup positif seperti ronda malam, ngamen, berkemah bahkan juga melakukan  napak tilas jalan kaki dari desa Obah sampai ke Dieng dan Borobudur betul-betul mengagumkan….wow
Menyandang status Laskar Kampretz yang kerjanya hanya keluyuran tiap malam lama-lama membuat hal yang tidak menyenangkan apalagi kalau pas ketemu orang dijalan rasanya mereka  menganggap kami sebagai kelompok remaja yang tidak berguna, kondisi ini mulai menyadarkan kami bahwa kehidupan sudah berubah karena kami juga sudah mulai dewasa dan butuh kerja, akhirnya dengan kondisi itu satu persatu dari kami mulai mencari kerja  keluar kota....lanjut..







Tidak ada komentar: