Setelah
menempuh masa pendidikan selama 3
tahun akhirnya kami para Laskar
Kampretz lulus dari sekolah masing-masing, Rion, Ode, Onoy & Memet
lulus dari STM dan Ithol, Nonot dan Oros
lulus dari SMA sedangkan Ego & Samson juga sudah selesai menamatkan kursusnya
bahkan sudah membuka usaha service elektronik, kami betul-betul sangat bahagia
karena intensitas pertemuan Laskar Kampretz menjadi lebih sering
seperti semula, hampir tiap malam kami begadang, kadang dipinggir sungai,
kadang ditengah sawah, dipinggiran hutan bahkan sampai dikuburan serta
keluyuran dari rumah yang satu ke rumah yang lain, curhat masalah kehidupan
masing-masing, bercanda, bernyanyi dan juga tidur bersama pokoknya rasa kangen selama tiga tahun kami tumpahkan serasa air hujan satu hari dan
seperti biasa setiap malam minggu Laskar Kampretz tetap nongkrong di
Kawedanan karena disamping lokasinya yang strategis dan juga banyak makanannya
apalagi kalau pas pak Wedono keluar kota, Kami betul-betul merdeka layaknya
tawanan perang yang baru keluar dari penjara he he he… hal ini sungguh
berbeda dengan kelompoknya Monah yang rata-rata anaknya pada melanjutkan
kuliah.. termasuk Monah yang saat itu juga melanjutkan kuliah ke Bandung
melalui jalur siswa berprestasi.
Dari kegiatan Laskar
Kampretz yang semakin nggak jelas juntrungnya akhirnya mulai mengusik
ketenangan warga desa Obah dan nama Laskar Kampretz menjadi buah bibir dimana-mana
dan semakin terkenal karena memang saat itu kegiatan kami hampir keluyuran tiap
malam kesana dan kemari seperti nggak
punya beban perasaan pokonya happy dan happy sampai-sampai kami juga dijuluki
sebagai pegawai P & k ( pengangguran dan keluyuran ) tapi dengan kekompakan
Laskar
Kampretz yang solid juga membuat sebagian besar warga heran ... karena
mulai SD sampai lulus SMA kami
betul-betul solid, kompak dan akrab, padahal kelompok yang lainya hampir pasti tidak
ada, mulai saat itu kelompok kami mulai disegani dan tidak dipandang sebelah
mata termasuk juga oleh mantan teman-teman kami sewaktu SMP
& SMA bahkan juga oleh kelompok genius termasuk Monah..
Selama masa
menganggur disamping keluyuran setiap malam yang merupakan kegiatan rutinitas
para Laskar
Kampretz kami juga sempat melakukan
kegiatan-kegiatan yang cukup
positif seperti ronda malam, ngamen, berkemah bahkan juga melakukan napak tilas jalan kaki dari desa Obah sampai
ke Dieng dan Borobudur betul-betul mengagumkan….wow
Menyandang status Laskar
Kampretz yang kerjanya hanya keluyuran tiap malam lama-lama membuat hal
yang tidak menyenangkan apalagi kalau pas ketemu orang dijalan rasanya
mereka menganggap kami sebagai kelompok
remaja yang tidak berguna, kondisi ini mulai menyadarkan kami bahwa kehidupan
sudah berubah karena kami juga sudah mulai dewasa dan butuh kerja, akhirnya
dengan kondisi itu satu persatu dari kami mulai mencari kerja keluar kota....lanjut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar