Sotho-sothoan ( adu
siku jari ) termasuk permainan yang sangat favorit di SD Sri Mrengut. Setiap
anak berusaha untuk membuat siku jarinya menjadi ngapal dan keras. Hampir
setiap hari disela-sela istirahat atau menunggu guru datang mengajar, kami isi
dengan beradu sotho sampai siku jarinya lecet dan berdarah-darah dan salah satu teman kami yang bernama
Samson dikenal sebagai jagonya dalam permainan ini, karena siku jarinya sangat
ngapal dan keras seperti kulit badak.
Siapapun yang lawan Samson pasti kalah dan berdarah-darah sehingga tidak ada seorangpun yang berani
menantangnya. Hal ini membuat Pak Gogon yang juga dikenal sebagai Master Sotho
dikalangan para guru sangat penasaran bahkan
pernah menantang Samson head to head.
Berita pertandingan
Samson versus Pak Gogon menjadi berita yang sangat heboh dan Hot news kala itu,
siang malam Samson berlatih dengan mengapalkan dan mengeraskan siku jarinya dan
kami selalu menjadi sparing partnernya sampai siku jari kami lecet-lecet dan akhirnya juga menjadi keras dan ngapal seperti
Samson.
Saat pertandingan
tiba semua murid di SD Sri Mrengut dibebaskan
dari jam pelajaran hanya untuk menyaksikan momen pertandingan sotho antara
Samson versus pak Gugup. Kami juga
dibuat sibuk untuk memberi dukungan. Seperti biasa kami berbagi tugas ada yang menyiapkan spanduk maupun hanya
sekedar berteriak-teriak seperti suporter sepak bola, suasana begitu tegang dan
mendebarkan saat mereka berdua memasuki arena, dengan wajah dingin dan tatapan
tajam pak Gogon begitu percaya diri, Samson hanya cengar-cengir agak grogi tak
meyakinkan. Saat pertandingan dimulai mereka tampak duduk berhadapan dan saling
menatap tajam tak berkedip dan kami tak henti-hentinya meneriakan dukungan Samson... Samson... Samson is the best diikuti oleh
teman-teman yang lainnya sedangkan pak Gogon minim dukungan hanya segelintir
murid-muridnya yang pengecut karena rasa
takut. Mereka saling menyotho bergantian dan tiga menit berlalu darah mulai
mengucur deras dari siku jari pak Gogon tapi dari wajahnya belum ada
tanda-tanda menyerah, Samson semakin bersemangat, peluh keringat mulai mengucur membasahi pipi dan pertandingan semakin seru, kami juga
semakin semangat memberi dukungan. Setelah lima menit berlalu tiba-tiba wajah
pak Gogon tampak menyeringai dan mengangkat tangan tanda menyerah.
Kami kegirangan
sambil berteriak hidup Samson..hidup Samson, sejak saat itu Samson
dijuluki si raja sotho dari SD Sri Mrengut. Dalam suatu percakapan
dengan Samson setelah dewasa, dia
membuka rahasia mengapa bisa selalu menang dan jarinya ngapal sampai keras
ternyata setiap hari siku jarinya selalu digosok-gosokan tembok
dinding sekolah yang ada disamping tempat duduknya, baru ketahuan kalau tembok
disamping tempat duduknya Samson selalu gerowok he he....lanjut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar