Sabtu, 16 Februari 2013

Saatnya Perpisahaan


Diawali dari Nonot teman kami yang kocak dan sedikit koplak  harus merantau ke Bandung untuk bekerja di pabrik tekstil , walaupun dengan berat hati kami harus melepas kepergian Nonot untuk mengukir masa depannya. Malam harinya Nonot mengadakan tasyakuran sederhana, seluruh anggota Laskar Kampretz  diundang dan malam itu kami semua menginap dirumahnya Nonot.  Sambil menyanyi  lagu perpisahannya “ Kaisar “ dan  sebait liriknya “ hari itu siang berubah malam semua membisu “ kami betul-betul membisu larut dalam kesedihan  masing-masing melepas Nonot yang paling kocak dan pintar main gitar bahkan kalau pas nginap di Kawedanan Nonot yang selalu menghidupkan suasana dengan permainan gitarnya.

Pagi harinya setelah semalam begadang kami semua harus  melepas keberangkatan Nonot ke Bandung , kami berjalan beriringan ke pinggir jalan Raya sambil membawa beberapa tas dan ransum perbekalan Monot , Laskar Kampretz semua mengantar sampai kepinggir jalan raya, saat menunggu Bus tiba tak henti-hentinya Nonot minta didoakan semoga ditanah rantau dapat sukses  dan kami semua mendoakan dengan penuh haru, saat Bus tiba kami melepas Nonot dengan saling berjabat tangan dan menangis sedu mbrebes mili, lucunya begitu Bus yang dinaiki Nonot berangkat yang disalami Pak Udin ( Bapaknya Nonot  ) jusru malah kondektur busnya bukan Nonotnya he..he betul-betul lucu dan pak Udin baru sadar kalau yang disalami kondekturnya setelah Busnya berlalu jauh  ……kwek..kwek.
Sejak ditinggal Nonot pergi ke Bandung akhirnya pertemuan Laskar Kampretz berikutnya berlangsung hampa tanpa Nonot rasanya  betul-betul kurang greng dan hambar ...karena nggak ada yang kocak lagi, nggak ada yang main gitar lagi, memang temen-temen yang lain bisa main gitar  tapi nggak jelas mainnya apalagi Ode sama Onoy kalau udah main gitar  bikin telinga sakit & brebegen he he, dan setiap kami melewati depan rumahnya Nonot kamipun selalu bertanya pada Pak Udin, kapan ya Nonot pulang dan pasti dijawab tahun depan,  jawaban itu betul-betul membuat kami semakin sedih, rindu..dan kehilangan...
Belum hilang rasa sedih berpisah dengan Nonot bulan berikutnya kami harus  mengalami kesedihan yang kedua karena Ithol teman kami yang paling solider harus  berangkat ke Jakarta untuk bekerja di pabrik kontainer  dan kamipun satu persatu  harus melepas Ithol dengan rasa kesedihan yang sama dengan sebait lagu perpisahannya ” Kaisar ”  dan bulan berikutnya disusul dengan kepergian Ode dan Rion yang juga harus merantau untuk bekerja di Surabaya. 
Kami para Laskar Kampretz  sangat bersedih karena harus berpisah  dalam waktu yang secepat itu sedangkan yang lainnya seperti Onoy, Oros, Samson dan Memet bekerja di pabrik Tekstil di kota Atang sedangkan Ego tetap berwiraswasta dengan membuka servis & reparasi elektronik....
Dengan perpisahan itu akhirnya intensitas pertemuan kami menjadi jarang dan berkurang karena sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sibuk dengan dunia mimpi masa depan masing-masing, sibuk dengan hayalan masing-masing  namun kami tetap komitmen untuk tetap mempertahankan persahabatan Laskar Kampretz walaupun sampai tua..sampai menikah..sampai punya anak dan sampai punya cucu kaliii..lanjut

Tidak ada komentar: