Diawali dari Nonot
teman kami yang kocak dan sedikit koplak harus merantau ke Bandung untuk bekerja di
pabrik tekstil , walaupun dengan berat hati kami harus melepas kepergian Nonot
untuk mengukir masa depannya. Malam harinya Nonot mengadakan tasyakuran
sederhana, seluruh anggota Laskar Kampretz diundang dan malam itu kami semua menginap
dirumahnya Nonot. Sambil menyanyi lagu perpisahannya “ Kaisar “ dan sebait liriknya “ hari itu siang berubah malam
semua membisu “ kami betul-betul membisu larut dalam kesedihan masing-masing melepas Nonot yang paling kocak
dan pintar main gitar bahkan kalau pas nginap di Kawedanan Nonot yang selalu
menghidupkan suasana dengan permainan gitarnya.
Pagi harinya
setelah semalam begadang kami semua harus melepas keberangkatan Nonot ke Bandung , kami
berjalan beriringan ke pinggir jalan Raya sambil membawa beberapa tas dan
ransum perbekalan Monot , Laskar Kampretz semua mengantar
sampai kepinggir jalan raya, saat menunggu Bus tiba tak henti-hentinya Nonot
minta didoakan semoga ditanah rantau dapat sukses dan kami semua mendoakan dengan penuh haru,
saat Bus tiba kami melepas Nonot dengan saling berjabat tangan dan menangis
sedu mbrebes mili, lucunya begitu Bus yang dinaiki Nonot berangkat yang
disalami Pak Udin ( Bapaknya Nonot )
jusru malah kondektur busnya bukan Nonotnya he..he betul-betul lucu dan pak
Udin baru sadar kalau yang disalami kondekturnya setelah Busnya berlalu
jauh ……kwek..kwek.
Sejak ditinggal
Nonot pergi ke Bandung akhirnya pertemuan Laskar Kampretz berikutnya
berlangsung hampa tanpa Nonot rasanya
betul-betul kurang greng dan hambar ...karena nggak ada yang kocak lagi,
nggak ada yang main gitar lagi, memang temen-temen yang lain bisa main
gitar tapi nggak jelas mainnya apalagi
Ode sama Onoy kalau udah main gitar
bikin telinga sakit & brebegen he he, dan setiap kami melewati depan
rumahnya Nonot kamipun selalu bertanya pada Pak Udin, kapan ya Nonot pulang dan
pasti dijawab tahun depan, jawaban itu
betul-betul membuat kami semakin sedih, rindu..dan kehilangan...
Belum hilang rasa
sedih berpisah dengan Nonot bulan berikutnya kami harus mengalami kesedihan yang kedua karena Ithol
teman kami yang paling solider harus
berangkat ke Jakarta untuk bekerja di pabrik kontainer dan kamipun satu persatu harus melepas Ithol dengan rasa kesedihan
yang sama dengan sebait lagu perpisahannya ” Kaisar ” dan bulan berikutnya disusul dengan kepergian
Ode dan Rion yang juga harus merantau untuk bekerja di Surabaya.
Kami para Laskar
Kampretz sangat bersedih karena harus
berpisah dalam waktu yang secepat itu
sedangkan yang lainnya seperti Onoy, Oros, Samson dan Memet bekerja di pabrik
Tekstil di kota Atang sedangkan Ego tetap berwiraswasta dengan membuka servis
& reparasi elektronik....
Dengan perpisahan
itu akhirnya intensitas pertemuan kami menjadi jarang dan berkurang karena
sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sibuk dengan dunia mimpi masa depan
masing-masing, sibuk dengan hayalan masing-masing namun kami tetap komitmen untuk tetap
mempertahankan persahabatan Laskar Kampretz walaupun sampai
tua..sampai menikah..sampai punya anak dan sampai punya cucu kaliii..lanjut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar