Minggu, 17 Februari 2013

Sekapur Sirih..


½ True story yang konyol, bloon, unik  dan ndeso ini diungkap  bukan bermaksud untuk membuka aib para pelaku cerita dalam kisah ini maupun rahasia pribadi diantara kami, akan tetapi untuk lebih  mengingatkan kembali kalau  masa lalu perjalanan anak-anak ini  ternyata memang betul-betul konyol, bloon, katrox dan ndeso baik dari kisah persahabatannya  maupun dari kisah cintannya sehingga terlalu manis untuk dikenang dan  terlalu indah untuk dilupakan jadi cukup layak untuk  diabadikan dalam sebuah novel komedi yang kami beri judul ”Laskar Kampretz ”.  
Kisah ini disajikan untuk menginspirasi kita semua tentang arti makna cinta dan sebuah persahabatan sejati yang tak lekang oleh waktu dan tak mati karena usia. Kisah persahabatan 9 anak manusia yang betul-betul ndeso markeso lengkap dengan segala aspek lika-liku kehidupannya yang terjadi secara dramatis, romantis, senang, sedih, susah, lucu, bloon dan heroik bercampur menjadi satu tersaji dalam bahasa yang renyah dan menghibur, sehingga sejenak dapat mengobati kekecewaan kita  tentang carut marutnya negeri ini....apa hubungannya ya he..he
Cerita ini mengupas habis bagaimana  kisah perjuangan cinta si Rion yang tak kenal lelah walaupun ditolak berkali..kali, bagaimana kisah cinta si Oros yang juga gagal berkali-kali maupun kisah cinta si Onoy dengan segala ilmu kleniknya, si Ode yang harus bersitegang dengan pemuda desa setempat,  si Ithol yang harus susah payah naik pohon kelapa, si Ego yang harus push up 20x serta juga kisah-kisah cinta yang unik dari para  anggota laskar kampretz yang lainnya serta bagaimana kerasnya  perjuangan kami dalam membangun persahabatan dan mempertahankan eksistensi Laskar Kampretz tentu semakin menambah  kisah persahabatan ini  menjadi lebih menarik dan patut utuk dikenang, kalaupun didalam kisah ini ada yang sebagian cerita tidak sesuai dengan realita yang ada, serta nama tokoh maupun lokasi yang disamarkan memang  yang sebagian itu sudah dipermak habis-habisan dan direkayasa  sedemikian rupa agar jalan ceritannya menjadi lebih hot, menarik, menggelitik  dan enak untuk dibaca...lanjut!!


Awal Cerita...


Kisah ini terjadi  disebuah desa kecil dan terpencil yang jauh dari peradaban anak manusia, tanahnya subur berbukit-bukit, sekelilingnya dipenuhi oleh rimbunnya  hutan jati,  warganya hidup rukun, guyup dan damai. Sebagian besar warga desa itu  bermata pencaharian sebagai petani dan yang sebagian lagi sangat menggantungkan hidupnya pada hutan jati dan sungai yang ada disekitar desa tersebut.  
Dipinggiran desa itu memang mengalir sebuah sungai yang bersih nan alami airnya mengalir deras, gemericik dan biasa digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, untuk mencuci, mandi, mencari ikan, mencari pasir, mencari batu maupun keperluan hidup lainnya. Sedangkan hutan jati tumbuh rimbun mengililingi desa itu, nampak hijau berseri penuh dengan nuansa alam yang segar dan perdu,  pada pagi hari  burung -burung emprit berkicau saling bersautan dan  monyet-monyet liar bergelantungan diranting-ranting pohon jati dan semakin menambah nuansa hutan  yang masih perawan.
Sebagian warga desa memanfaatkan hutan tersebut sebagai lahan untuk mencari nafkah, ada yang mencari kayu bakar untuk keperluan sendiri maupun dijual, ada  yang mengambil daun jatil sebagai bungkus nasi serta  ada juga yang membuka lahan pertanian disela-sela pohon jati tersebut untuk ditanami jagung maupun kacang-kacangan  walaupun kadang harus bertengkar dengan monyet-monyet liar yang mengganggu tanamannya. Ibaratnya sungai dan hutan jati itu sudah menjadi roh kehidupan bagi sebagian besar warga desa itu. Bahkan kalau musim kemarau disungai itu dipastikan sangat ramai banyak warga yang memanfaatkannya untuk melepas lelah dengan mandi bersama dan sering juga digunakan oleh pasangan muda-mudi untuk saling menghibur diri dan tak jarang diantara mereka kadang terlibat cinta lokasi khas anak desa yang masih lugu, fenomena ini sering juga menjadi tontonan gratis bagi kami para Laskar Kampretz yang memang sangat haus akan hiburan..he. he...
Daerah tersebut bernama desa Obah, mengapa dinamakan desa Obah karena memiliki arti, makna ,cerita  dan sejarah tersendiri.,,lanjut

Sabtu, 16 Februari 2013

History Of Ndeso Obah


Sejarah desa Obah diawali dari cerita rakyat yang  turun temurun dan sampai saat ini masih diragukan kebenarannya, konon pada saat itu ada seorang wali yang sangat sakti mandraguna bernama Mbah Djiwo yang  diceritakan saat itu beliau sedang melakukan tirakat lelaku tapa brata. Mbah Djiwo memiliki sebuah misi dan ambisi  yang mulia untuk  mendirikan sebuah Masjid didaerah  Tegal Siwalan yaitu sebuah kawasan perbukitan yang strategis dipinggiran hutan jati sebelah selatan desa Obah. Karena kesaktiaannya konon  Mbah Djiwo  mampu mendirikan sebuah  Masjid  dalam waktu satu malam dengan bantuan satu jin yang bernama ” Ajelik Fata Wo”.
Namun untuk mendirikan Masjid tersebut syaratnya harus dilaksanakan pada malam hari, dalam waktu yang sepi, hening sunyi, bahkan seekor jangkrik dan kodokpun pun dilarang berbunyi dan tidak boleh ada satu mahluk hiduppun  yang   bangun  dari tidurnya walaupun hanya satu detik betul..betul ngeri. Diceritakan pada waktu dan hari yang telah ditentukan  Mbah DJiwo dengan bantuan  Jin Ajelik Fata Wo telah mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan syarat pendirian Masjid. Mereka berdua  mulai melaksanakan ritual dengan menebarkan ilmu sirep semar mendem keseluruh area kawasan perbukitan Tegal Siwalan sehingga semua mahluk yang ada didaerah area  tersebut dijamin mendem dan terlelap tidur. Setelah ritual dianggap selesai dan aman serta telah memenuhi persyaratan yang dianggap cukup maka prosesi pendirian Masjid mulai dilaksanakan. Mbah Djiwo dan Jin Ajelik Fata Wo terlihat sangat yakin dan antusias, awalnya mereka menjalankan aktivitas itu  dengan lancar dan tak ada halangan yang berarti, mereka  bekerja dengan riang dan penuh percaya diri kadang sambil berdendang dan bernyanyi ”goyang dombret”. Mbah Djiwo kelihatan berseri-seri dan optimis kalau targetnya akan tercapai sebelum ayam jantan berkokok, apalagi dengan dibantu Jin Ajelik Fata Wo yang sudah teruji kesaktiannya target itu pasti akan tercapai  sebelum subuh. Namun sungguh diluar dugaan karena menjelang fajar menyingsing ditengah-tengah aktivitasnya tiba-tiba terjadi suatu keanehan yang tak disangka-sangka karena tiba-tiba tenaga Mbah Djiwo dan Jin Ajelik Fata Wo mulai loyo dan terasa letoy. Melihat kondisi tersebut sang wali mulai gusar dan resah, akhirnya dengan segera sang wali memerintahkan Jin Ajelik Fata Wo untuk mengecek dengan seksama kekawasan sekitar perbukitan. Setelah diselidiki oleh Jin Ajelik Fata Wo dengan teliti keseluruh sudut area perbukitan ternyata saat itu ada salah seorang nenek yang sudah tinggal terlebih dahulu dikawasan perbukitan Tegal Siwalan. Diketahui nenek itu bernama Mak Merot, dia hidup sebatang kara tanpa sanak saudara dan saat itu beliau tengah asyik melaksanakan aktivitasnya membuat gethuk  lindri dengan cara menumbuk singkong yang sudah direbus ke dalam lumpang ( semacam lesung ), karena memang makanan favorit Mak Merot adalah gethuk lindri.  Dari tumbukan gethuk yang mengenai lesung itu menghasilkan bunyi-bunyian berirama pong..pong.. yang menyerupai bedhuk subuh sehingga membangunkan ayam hutan untuk berkokok. Berarti bunyi-bunyian  inilah yang sangat mengganggu kosentrasi Mbah Djiwo pikir Jin Ajelik Fata Wo.  Mengetahui hal itu sang Jin  merasa terheran-heran  mengapa ilmu sirep yang sudah ditebarkan oleh Mbah Djiwo tidak berfungsi 100% dan mudah dipatahkan oleh Mak Merot. Dan ternyata  konon Mak Merot juga termasuk salah seorang yang sangat sakti mandraguna yang sedang melakukan lelaku tapa brata didaerah  tersebut dan terkenal dengan ilmunya  ajian jaran goyang dan terbukti mampu serta berhasil  menggoyang ilmu sirep sang wali. Akhirnya  Jin Ajelik Fata Wo bergegas segera melapor pada sang wali, kalau dikawasan perbukitan tegal siwalan tersebut telah dihuni oleh seorang nenek yang sangat sakti mandraguna yang bernama Mak Merot , terbukti nenek tersebut sedikitpun tidak terpengaruh oleh ilmu sirep sang wali dan telah bangun sebelum ayam berkokok, mendengar laporan jin Ajelik Fata Wo sang wali menjadi gusar dan sedih gundah gulana karena  persyaratan dari pendirian  Masjid itu sudah dinyatakan gugur dan batal demi hukum, dan apabila hal itu tetap dilanjutkan dan dilanggar  maka akan berakibat fatal dan berdampak sistemik akibatnya  kesaktian serta tenaga Mbah Djiwo dan Jin Ajelik Fata Wo akan semakin loyo dan tak berdaya. Akhirnya dengan segala pertimbangan yang matang, akhirnya  dengan berat hati sang wali terpaksa menunda pembangunan Masjid tersebut sambil menunggu  situasi dan kondisi aman terkendali.
Setelah berusaha berkali-kali dan  selalu gagal konon Mbah Djiwo dan Jin Ajelik Fata wo merasa putus asa karena setiap mau melakukan ritual pendirian Masjid, Mak Merot selalu bangun mendahului dan menggagalkan rencanannya, melihat kondisi tuannya yang mulai stress berat akhirnya Jin Ajelik Fata Wo mempunyai ide segar dan cemerlang yaitu agar Mbah Djiwo mau mengawini Mak Merot dengan harapan agar kesaktian mereka  dapat bersatu dan bersinergi sehingga upaya pendirian Masjid dapat lebih dipercepat.
Pucuk dicinta ulam tiba ternyata  sang wali sangat setuju dengan rencana tersebut , singkat cerita pada hari yang telah ditentukan Mbah DJiwo dengan ditemani oleh Jin Ajelik Fata Wo datang kerumah Mak Merot untuk melamar. Gayungpun bersambut lamaran Mbah Djiwo diterima dengan satu syarat Mbah Djiwo harus dapat memeberikan keturunan, karena memang selama ini  Mak Merot sangat mendambakan seorang suami yang dapat memberikan keturunan untuk mewariskan ilmunya. Setelah melalui prosesi pernikahan yang singkat dan sederhana serta hanya disaksikan oleh Jin Ajelik Fata Wo akhirnya Mak Merot diboyong  ke Padepokan Tegal Siwalan, mulailah mereka hidup berdua dari aura wajahnya  Mbah Djiwo  kelihatan sangat sumringah dan bahagia yess 3x..
Persoalan baru muncul kala malam pertama tiba karena Mbah Djiwo ternyata sudah tidak jantan lagi alias expired, Mak Merot yang tadinya bahagia berubah menjadi sedih dan galau...akhirnya dengan seribu cara Mak Merot berusaha menciptakan sebuah ramuan dasyat yang mampu untuk membangkitkan gairah kejantanan Mbah Djiwo, dengan ramuan tersebut kabarnya kekuatan Mbah Djiwo jadi berlipat-lipat ganda. Mereka jadi berhoneymon ria setiap malam sampai lupa dengan misi semula untuk mendirikan sebuah Masjid. Melihat kondisi tuannya yang sedang mabuk cinta membuat  Jin Ajelik Fata Wo merasa bosan dan bete sehingga memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua, dengan kepergian Jin Ajelik Fata Wo berdampak misi pendirian masjid didaerah Tegal Siwalan akhirnya gagal total dan tak berwujud sampai sekarang.
Berawal dari kisah kejadian itu akhirnya daerah tersebut dinamakan Desa Obah berasal dari kata kesusu obah ( diambil dari kejadiam Mak Merot yang terburu - buru bangun untuk membuat gethuk  ) . Konon mereka berdua akhirnya menghabiskan hidupnya didaerah tersebut untuk menyebarkan agama islam sampai ajal menjemput tanpa dikaruniai seorang keturunan..... sehingga ditempat padepokan  sang wali  tersebut  masih banyak ditemukan batu bata ukuran jumbo, bekas pondasi pembangunan masjid yang gagal didirikan dan warga Obah menamakannya batu bata wali  Mbah Djiwo karena ukurannya dua kali lipat dari batu bata biasa.
Dan untuk menghormati jasa-jasa  sang wali yang telah menyebarkan agama islam dikawasan tersebut maka warga Obah memberinya gelar Mbah Wali Obah dan untuk mengenang jasa-jasa Mak Merot yang juga telah menciptakan ramuan dasyat kejantanan lelaki maka ramuan tersebut juga dilestarikan oleh warga Obah sampai sekarang dan terkenal dengan nama ramuan Mak Merot .....lanjut...   

Laskar Kampretz


Dari desa Obah inilah bagaimana awal mula persahabatan 9 anak Ndeso Markeso nan katrok  terjalin lengkap dengan segala lika-liku aspek kehidupannya,  karakternya,  kisah cintanya dan juga gaya hidupnya yang amburadul karena kami juga sering keluyuran diwaktu malam, diwaktu orang-orang terlelap dalam tidur dan mimpinya sehingga  kami layak dijuluki  Laskar Kampretz”.    
Kami terdiri dari  Rion anaknya agak pendiam banyak  ide dan juga pemecah suasana, Onoy sikapnya meyakinkan, banyak omongnya  tapi sering tidak ada bukti alias mblegedes, temen-temen sering menjulukinya sibrengos  ( karena memang bregosnya sangat panjang dan lebat ), selanjutnya Nonot orangnya kocak dan selera humornya tinggi serta pintar main gitar sehingga kalau kami galau dia pasti menghibur kami dengan lagu-lagunya yang melankolis,  berikutnya Ithol anaknya sangat sederhana tapi memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan rasa sosial yang tidak diragukan, Ode sedikit temperamen tapi paling dewasa dikelompok kami, Ego kadang cuek, suka klenik dan hobinya  memelihara ular , Samson pendiam suka menyimpan jimat dan hal-hal mistis , Oros anaknya  melankolis dan mudah patah hati, yang terakhir adalah Memet orangnya lugu, suka mengalah dan siap disuruh-suruh.....karena memang yang paling muda dikelompok kami.
Pada awalnya persahabatan 9 Anak Kampretz terjadi secara alamiah dan mengalir begitu saja seperti anak-anak desa pada umumnya tapi mengapa kami beda, karena kami memiliki cerita-cerita yang unik, klasik, menarik dan menggelitik dari hal yang sederhana sampai yang serius dan rumit akan dikupas habis dalam perjalanan kisah persahabatan ini, bagaimana kisah cinta kami yang romantis sampai yang tragis dan dramatis, bagaimana perjuangan kami untuk bertahan dari keutuhan kelompok sampai hampir bubarnya persahabatan ini, namun karena rasa solidaritas yang dalam dan adanya hubungan batin yang kuat antara satu dan yang lainnya sehingga kami mampu bertahan hingga sampai saat ini. Dan hal itu kami buktikan dengan tetap menjalin komunikasi dan persahabatan sampai detik ini, minimal setahun sekali kami wajib meluangkan waktu untuk  bertemu dan  mempererat tali silaturochmi meskipun sebagian diantara kami kini hidupnya telah berpisah dan berpencar demi sipujaan hati serta masa depannya  masing-masing...lanjut..

SD Sri Mrengut


Dari SD inilah awal mula bagaimana kami Laskar Kampretz mulai ketemu, SD Sri Mrengut adalah SD Obah 2  tapi warga sekitar lebih suka  menyebutnya dengan nama SD Sri Mrengut.  Sejarah  nama itu konon berawal dari seorang  gadis bernama Srintil yang ditinggal kekasihnya merantau ke Jakarta dan  demi sipujaan hatinya setiap hari Srintil selalu melamun ( mrengut ) dipinggir sawah  dibelakang SD itu untuk menunggu kekasihnya pulang. Namun kekasih yang ditunggu-tunggu itu tak kunjung datang  sampai akhirnya Srintil jatuh sakit dan meninggal  ditempat itu,  untuk mengenang perjuangan gadis Srintil sekarang tempat itu dinamakan  SD  Sri Mrengut, dengan sejarah itu sehingga kalau malam hari cukup horor saat harus lewat sendirian disekitar SD Sri Mrengut. Kabarnya sering  terdengar suara seorang gadis yang menangis mengiba hi hi ...
SD Sri Mrengut berlokasi dipinggir sawah desa Obah, di SD inilah bagaimana 9 Anak Kampretz menempuh pendidikannya semasa kecil kecuali  Oros, dan di SD inilah bagaimana kami dididik dan ditempa oleh guru-guru kami yang mengesankan. Mulai dari yang keras  sampai yang lunak, seperti Pak Suud maaf orangnya kepalanya cukup mengkilap sehingga kalau harus berpapasan dengan guru yang satu ini pasti sangat menyilaukan mata, tapi beliau sangat perhatian apalagi kalau kami tidak mengerjakan PR pasti sama beliau akan diberi perhatian extra untuk berdiri didepan kelas, pernah juga ada muridnya yang bernama Odi terlambat datang masuk kelas sama pak Suud pintunya ditutup karena memang guru yang satu ini sangat terkenal disiplin, namun muridnya  yang bernama Odi tetap memaksa masuk kelas maka terjadilah pemandangan yang lucu dan menegangkan karena Odi dan pak Suud terlibat saling dorong-dorongan pintu seperti anak kecil yang lagi bertengkar dan murid-murid yang lain bertepuk sorai melihatnya. Selanjutnya ada juga  Pak Gogon orangnya jadul, kumisnya panjang melintang  kalau mengajar kami pasti bawa sapu lidi  sehingga kalau diantara kami ramai langsung dipukul jarinya serta dijewer kupingnya serta disuruh maju kedepan kelas untuk beradu sotho siku jari dengannya. Tidak semua guru menakutkan ada juga yang menyenangkan seperti Bu Murti orangnya lembut, cantik dan keibuan ada juga  Bu Idah guru  agama yang juga sangat  perhatian dalam membimbing  kami ....
Banyak suka dan duka yang kami lalui di SD Sri Mrengut, banyak kenangan-kenangan indah dan tak terlupakan,  seperti anak-anak  desa pada umumnya waktu itu kami  bermain seketengan, bermain dubak sodor, sepak bola dan juga sotho-sothoan (adu siku jari ) yang menjadi permainan paling favorit di SD Sri Mrengut...lanjut