Selepas dari SD Sri
Mrengut kami Laskar Kampretz sepakat untuk melanjutkan ke SMP Obah yang
lebih dikenal dengan sebutan SMP Jati, mengapa demikian karena SMP ini
terletak di kawasan pinggiran hutan jati satu kilometer kearah timur desa Obah.
Lokasi SMP Jati dikelilingi oleh pohon-pohan jati yang tumbuh tinggi menjulang,
umurnya sudah puluhan tahun dengan diameter hampir 5 meter dan kami juga maaf sering
buang air kecil dibalik pohon-pohon jati itu ( alasannya sekalian untuk pupuk he he ) atau
tempat kami bersembunyi dengan lari menyelinap saat tidak mengerjakan PR maupun
tidak mengikuti upacara pada hari senin.
Tidak kalah
menariknya bagaimana petualangan Laskar
Kampretz di SMP Jati ini karena kami sudah mulai tumbuh dewasa dan sudah mulai mengenal apa artinya cinta
serta ketertarikan dengan lawan jenis sehingga petualangan kisah kami di SMP
ini lebih romantis dan heroik, di SMP inilah bagaimana untuk
membangun kekuatan kelompok, Laskar Kampretz harus merekrut
personil baru, dan juga bagaimana kami harus bersaing dengan kelompok lain yang
jauh lebih mapan dan terkenal....
Diawal masuk
sekolah kami para anggota Laskar Kampretz terlihat kompak dan
tidak eklusif, kami tetep membaur dengan
teman-teman yang lain, kami terpisah dalam kelas yang berbeda sehingga
keberadaan kami saat itu tidak begitu menonjol, tapi-tapi lama-lama kamipun
mulai menyatu kembali lebih solid ketika
melihat ada kelompok lain yang lebih hebat dan kamipun merasa tersaingi.
Kami menjuluki
kelompok pesaing tersebut dengan nama
kelompok genius, karena kelompok ini betul-betul menguasai semua lini di SMP Jati, dari
kedekataan dengan guru-guru, menguasai jabatan organisasi sekolah, sampai 10
besar rangking sekolah juga dikuasai oleh kelompok mereka, dan mereka umumnya terdiri dari anak-anak pintar sehingga memiliki pengaruh yang kuat dengan
posisi kelompok mereka di sekolah sedangkan kami hanyalah kumpulan anak
kampretz yang ndeso dan katrok serta
otak pas-pasan..
Melihat kondisi
tersebut para personil Laskar Kampretz berpikir serius
bagaimana caranya untuk bersaing dengan kelompok mereka. Genderang persaingan
mulai ditabuh, untuk membangun kekuatan kelompok kami mulai kompak
berangkat dan pulang sekolah bersama
dengan menyusuri jalan setapak lewat sawah, kami juga mencoba untuk bersaing
memperebutkan jabatan-jabatan di Organisasi Sekolah (OSIS) walaupun selalu
kalah dan yang tak kalah penting
persaingan untuk perekrutan anggota baru dari kalangan anak yang
berpengaruh dilingkungan desa Obah.
Diantara persaingan
itu walaupun sebagaian besar kami kalah tapi upaya untuk perekrutan anggota baru cukup berhasil
walapun hanya dapat merekrut satu orang tapi temen yang satu ini memilki posisi
yang cukup penting dan diperhitungkan. Dia adalah Oros putra angkat Bapak
Wedono Obah, Oros adalah teman yang baru pindah dari kota Atang, kehadiran teman
yang satu ini sedikit banyak telah
mengangkat reputasi Laskar Kampretz, karena kami jadi
memiliki akses untuk main di Kawedanan walaupun harus sembunyi-sembunyi lewat
pintu belakang atau menunggu ketika pak Wedono pergi, tapi hal ini tidak menjadi masalah
karena teman-teman kelompok Genius
tahunya kalau tiap malam minggu
tempat tongkrongan kami Laskar
Kampretz di Kawedanan, dengan kondisi ini tentu sangat menaikan reputasi kelompok kami.
Rupanya kehadiran
Oros dipandang sebelah mata oleh kelompok Genius karena walaupun anak angkat Bp
Wedono, Oros orangnya juga ndeso dan
katrox seperti kami sehingga klop dengan kelompok Laskar Kampretz, hal ini terbukti waktu anak bapak Wedono
dikithan justru kelompok Genius yang dimanfaatkan untuk bantu-bantu jadi
panitia khitanan sedangkan kami Laskar Kampretz tidak kebagian peran sedikitpun, kami mencoba
melobi lewat Oros agar dilibatkan jadi
panitia tapi tidak berhasil karena seluruh acara dihandel oleh bu Wedono dan bu
Wedono sangat dekat dengan orang tua mereka kelompoknya Genius. Akhirnya Laskar
Kampretz hanya kebagian peran sebagai penonton dari luar pagar karena
tidak berani masuk ke komplek kawedanan
kacian deh loe…..
Diantara persaingan
dan perbedaan dua kelompok yang sangat-sangat mencolok, ironisnya ada seoarang anggota kelompok Laskar
Kampretz yang diam-diam tertarik dengan salah satu pentholannya
kelompok Genius dia adalah Rion wajah lumayan jadul temen-temennya
bilang sih mirip The Sen film action tahun 80 an he he , kulitnya sawo matang malah
ada yang bilang kulit sawo busuk soalnya mandinya di sungai, orangnya romantis
tapi sedikit minder karena latar belakang ekonominya yang pas-pasan namun rasa
optimisnya luar biasa hebatnya dia naksir sama pentholanya kelompok Genius yang
sangat berbeda hampir 180 º baik dari warna kulit, latar belakang ekonomi
maupun tingkat kecerdasannya dia adalah Monah tapi temen-temenya sering
menjulukinya Sidenok karena memang bodinya yang molek dan aduhai, sedikit
kekuranganya barangkali adalah karena hidungnya yang sedikit mancung kedalam
tapi itu tidak mengurangi pesona & kharismanya.
Di SMP Jati Monah
selalu menjadi buah bibir dan idola para cowok, tak jarang mereka bertengkar
hanya demi menarik perhatian Monah, banyak cowok-cowok yang patah hati dan
banyak juga yang hanya memendam perasaannya didalam hati termasuk Rion, apalagi setelah Monah terpilih menjadi
Ketua OSIS tentu semakin membuat minder cowok-cowok yang ingin
mendekatinya termasuk Rion, disamping itu Monah
juga seorang anak yang sangat cerdas dan
dekat dengan guru-guru sehingga setiap ada kegiatan apapun disekolah
dialah yang selalu dikirim untuk
mewakilinya dan hebatnya dia selalu menjadi juara, ibaratnya Monah menjadi sosok selebriti di SMP Jati saat itu.
Dan yang lebih
mengejutkan lagi ternyata Monah adalah
teman kecilnya Rion diwaktu TK, waktu itu mereka sangat begitu akrab, mereka
juga duduk satu meja....sehingga diantara mereka sudah saling mengenal dan
begitu dekat, banyak sekali kenangan indah yang terjadi diantara mereka, ya
seperti anak kecil pada umumnya mereka sering bercanda, berceloteh, kadang juga
bertengkar dan yang paling berkesan bagi Rion adalah saat bermain
maling-malingan dengan Monah. Monah selalu kebagian peran jadi polisi dan Rion yang jadi malingnya... saat Monah mengejar menangkap dan memukulnya dengan sapu, Rion menurut saja karena sebenarnya saat itu
dalam hati kecilnya Rion sudah suka sama Monah ...,( dasar cinta anak kampretz
kali he he ), Rion juga sering mengajak Monah makan diwarung Mbok Sumi didepan
TK, makan lontong lodeh berdua dengan uang Rp. 25,- perak betul-betul kenangan
yang sangat romantis dan membekas dihati Rion he he...
Namun sejak SD
mereka berdua harus berpisah selama 6 tahun tanpa ada komunikasi sedikitpun
jangankan berbicara bertemupun tidak pernah, karena Monah harus
melanjutkan ke SD Obah 1 yang terkenal
dan punya reputasi sedangkan Rion melanjutkan
ke SD Obah 2 yang sederhana dan sayangnya lokasi kedua SD tersebut cukup
berjauhan. Singkat cerita begitu masuk SMP Jati mereka bertemu kembali dalam
suasana dan kondisi yang sudah sangat berubah, Monah tumbuh menjadi seorang
gadis yang manis dan montok serta menjadi pimpinannya kelompok Genius sedangkan
Rion menjadi anak yang kuper dan katrox tapi juga menjadi pimpinannya kelompok Laskar
Kampretz …..
Berawal dari
perasaan yang sudah terpendam sejak lama dan ditambah rasa minder serta tidak
percaya diri membuat Rion semakin jauh dari Monah, tapi anehnya semakin menjauh didalam diri Rion tumbuh
benih-benih perasaan yang tidak terbendung
dan sangat menyiksa mengapa karena disatu sisi Rion harus menyimpan
rapat-rapat perasaan itu pada kelompoknya dan disisi lain Rion juga harus menyimpan perasaan
asmaranya yang semakin menggelora, akhirnya dengan sekuat tenaga Rion mencoba
untuk memendam perasaan itu selama 3 tahun di SMP Jati......,
Kejadian-kejadian
lucu dan mendebarkan sering terjadi pada saat di SMP diantara mereka, tepatnya
ketika kelas 1 pada waktu itu saat jam istirahat tak sengaja Rion melihat Monah
dan temen-temennya lagi menggoda orang gila, mereka melempari orang gila
tersebut dengan kertas sambil berlari-lari, Rion hanya memandang dari jauh
tanpa berani mendekat, tiba-tiba tanpa diduga orang gila tersebut mengejar dan
memeluk Monah, Monahpun meronta
ketakutan dan mencoba untuk melepas dekapan orang gila tersebut sedangkan
teman-temanya malah berlarian tidak ada yang berani menolongnya, akhirnya
dengan nekad dan bak pahlawan Rion mencoba untuk menolongnya saat Rion mendekat dengan was-was
tiba-tiba orang gila itu melepaskan pelukan Monah, terlepas dari pelukan orang
gila Monah histeris sambil menangis tersedu lari kedalam kelas dan hampir bertabrakan dengan Rion. Rion ingin
sekali memeluknya tapi tak kuasa hatinya
saat itu bergetar tak karuan dan tak sadar Rionpun sampai menteskan air mata
melihat kesedihan Monah....hmm
Pada saat kelas 2
kebetulan ruang kelasnya Rion mau roboh akhirnya kelasnya digabung dengan
kelasnya Monah kebetulan Rion dikelas 11C
sedangkan Monah 11A, pada saat itu diadakan ulangan Matematika yang terkenal
sulit dan menakutkan saat dilakukan
koreksi silang, entah kebetulan atau tidak Rion mengoreksi hasil ulangan
Monah dan sebaliknya Monah mengoreksi hasil ulangannya Rion, saat itu Rion sungguh dedegan karena Rion tau pasti
nilainya jelek dan benar adanya saat pembacaan nilai oleh guru Matematika
kami yang terkenal nyentrix yaitu Bp. Bagito. Dari hasil ulangannya Rion dapat nilai 50 sedangkan
Monah dapat nilai 100, sejak saat
itu Rion semakin minder dan juga semakin tak percaya diri untuk mendekati
Monah.
Kejadian yang tak
kalah romantisnya lagi adalah saat kelas
3 kebetulan sore itu Rion latihan pramuka, dan pramuka menjadi eskul favorit
kami di SMP Jati seperti biasa Rion lewat jalan setapak menusuri pematang
sawah, mendung hitam menggelayut tebal
dan langit hujan rintik-rintik mau
menagis, pada saat kaki melangkah
dipematang sawah tiba-tiba 100 meter didepannya, Rion melihat Monah acuh tak acuh berjalan santai seorang diri,
keringat panas dingin mulai keluar perasaan hati dag dig dug mulai menjalari tubuhnya, Rion ingin
memanggilnya tapi tak keluar suara akhirnya dengan semangat membara Rion
mencoba memanggilnya dengan keras...Monah.. .Monah... berulang-ulang sampai
Monah mendengar panggilannya, Rion
berharap Monah akan menungu dan berjalan beriringan dengan berteduh daun pisang sungguh romantis
pikirnya, yang terjadi justru sebaliknya Monah malah mempercepat langkahnya dan
berlari karena nafsu sudah terlanjur membara Rion mencoba untuk lari mengejar,
mereka saling berkejaran dipematang sawah
dan yang terjadi justru kakinya Rion terpleset kesawah…byur basah kuyup
kedua sepatunya ...ancur deh, dengan perasaan sedih Rion coba bersihkan
sepatunya dengan sisa-sisa air sawah akhirnya dengan lemas melangkah putus asa,
setelah sampai disekolahan ternyata Monah sudah bergabung dengan kelompoknya
dan duduk dipintu gerbang sekolahan
sehingga Rion harus melewatinya dengan perasaan yang malu, galau dan gundah
gulana.....kacien habis..
Dan cerita lain
yang tak kalah romantisnya lagi adalah waktu
diadakaan persami ( perkemahan sabtu malam minggu ), malam itu kebetulan diadakan lomba pidato
antar kelas dalam rangka peringatan Maulid Nabi, dan kebetulan Rion sebagai
salah satu pesertanya mewakili kelas 3C. Pada saat lomba akan dimulai sungguh
diluar dugaan karena Monah yang jadi salah satu jurinya sudah duduk penuh
wibawa karena jabatan Monah saat itu adalah Ketua OSIS. Hati Rion merasa
bergetar, keringat dingin keluar perlahan inilah saat yang paling menegangkan
dalam hidupnya karena harus tampil didepan Monah seorang gadis montok yang
menjadi pujaan hatinya saat itu, Menunggu giliran tampil Rion komat-kamit
berdoa untuk menenangkan diri, dan saat nama Rion dipanggil perasaan dag dig
dug berbaur menjadi satu, sampai Rion salah kostum karena pada saat tampil
masih pakai sarung padahal peserta yang lain sudah pakai celana, tatapan mata Monah membuat Rion lumpuh layu, sangat gugup dan hilang
konsentrasi Rion coba buka pidatonya dengan salam yang sok wibawa tapi karena
groginya pada saat menyebut Monah sebagai dewan juri yang kami hormati
terpeleset jadi Monah dewan juri yangg kami sayangi ...penonton teriak huuuu
wow..wow sehingga Monah sangat terkejut dan mukanya merah merona hingga
akhirnya dengan terbata-bata dan karena groginya pidato Rion menjadi gagap, berantakan
dan amburadul .....dan yang tak kalah terkejunya adalah teman-teman Rion para
anggota Laskar Kampretz...wow keren..
Dan pada pagi harinya saat dilanjutkan dengan acara mencari jejak masuk
ke hutan jati, hujan begitu deras dan suara guntur menggelegar tak henti-hentinya,
kelompok Laskar Kampretz harus masuk hutan terlebih dahulu, kelompok kami begitu lancar melewati hutan
yang licin dan terjal pada saat bersamaan dari kejahuan Rion melihat Monah dan
kelompoknya tersesat karena salah mengambil jalan, tiba-tiba terjadilah perang
batin antara memberi tahu arah jalan yang benar karena perasaan hatinya pada
Monah atau justru malah dengan
membiarkanya demi gengsi kelompok, Rion diam cukup lama namun tanpa sadar Rion berteriak ke Monah untuk memberi
tahu arah jalan yang benar sehingga dengan segala resiko, Rion harus menerima
marah dan dicuekin oleh kelompoknya tapi seperti biasa pada saat Monah datang
menyusul dengan kelompoknya mereka
berlalu cuek...tanpa menoleh kacien deh.
Akhirnya selama 3 Tahun di SMP Jati Rion lalui bersama Laskar Kampretz dengan
penuh perjuangan dan persaingan dengan
kelompok genius serta kisah cintanya dengan Monah yang masih menyimpan misteri semakin gelap ...lanjut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar