Sabtu, 16 Februari 2013

SMP Jati


Selepas dari SD Sri Mrengut kami Laskar Kampretz sepakat untuk melanjutkan ke SMP Obah yang lebih dikenal dengan  sebutan  SMP Jati, mengapa demikian karena SMP ini terletak di  kawasan pinggiran hutan  jati satu kilometer kearah timur desa Obah. Lokasi SMP Jati dikelilingi oleh pohon-pohan jati yang tumbuh tinggi menjulang, umurnya sudah puluhan tahun dengan diameter hampir 5 meter dan kami juga  maaf sering   buang air kecil dibalik pohon-pohon jati itu  ( alasannya sekalian untuk pupuk he he ) atau tempat kami bersembunyi dengan lari menyelinap saat tidak mengerjakan PR maupun tidak mengikuti upacara pada hari senin.
Tidak kalah menariknya bagaimana petualangan  Laskar Kampretz di SMP Jati ini karena kami sudah mulai tumbuh dewasa  dan sudah mulai mengenal apa artinya cinta serta ketertarikan dengan lawan jenis sehingga petualangan kisah kami di SMP ini  lebih romantis  dan heroik, di SMP inilah bagaimana untuk membangun kekuatan kelompok, Laskar Kampretz harus merekrut personil baru, dan juga bagaimana kami harus bersaing dengan kelompok lain yang jauh lebih mapan  dan terkenal....
Diawal masuk sekolah kami para anggota Laskar Kampretz terlihat kompak dan tidak eklusif, kami tetep membaur dengan  teman-teman yang lain, kami terpisah dalam kelas yang berbeda sehingga keberadaan kami saat itu tidak begitu menonjol, tapi-tapi lama-lama kamipun mulai menyatu kembali lebih solid  ketika melihat ada kelompok lain yang lebih hebat dan kamipun merasa tersaingi.
Kami menjuluki kelompok pesaing tersebut  dengan nama kelompok genius, karena kelompok ini betul-betul  menguasai semua lini di SMP Jati, dari kedekataan dengan guru-guru, menguasai jabatan organisasi sekolah, sampai 10 besar rangking sekolah juga dikuasai oleh kelompok mereka, dan mereka  umumnya terdiri dari anak-anak pintar  sehingga memiliki pengaruh yang kuat dengan posisi kelompok mereka di sekolah sedangkan kami hanyalah kumpulan anak kampretz yang ndeso dan  katrok serta otak pas-pasan..
Melihat kondisi tersebut para personil Laskar Kampretz berpikir serius bagaimana caranya untuk bersaing dengan kelompok mereka. Genderang persaingan mulai ditabuh, untuk membangun kekuatan kelompok kami mulai kompak berangkat  dan pulang sekolah bersama dengan menyusuri jalan setapak lewat sawah, kami juga mencoba untuk bersaing memperebutkan jabatan-jabatan di Organisasi Sekolah (OSIS) walaupun selalu kalah  dan yang tak kalah penting persaingan untuk perekrutan anggota baru dari kalangan anak yang berpengaruh  dilingkungan desa Obah.
Diantara persaingan itu walaupun sebagaian besar kami kalah tapi  upaya untuk perekrutan anggota baru cukup berhasil walapun hanya dapat merekrut satu orang tapi temen yang satu ini memilki posisi yang cukup penting dan diperhitungkan. Dia adalah Oros putra angkat Bapak Wedono Obah, Oros adalah teman yang baru pindah dari kota Atang, kehadiran teman yang satu ini  sedikit banyak telah mengangkat  reputasi  Laskar Kampretz, karena kami jadi memiliki akses untuk main di Kawedanan walaupun harus sembunyi-sembunyi lewat pintu belakang atau menunggu ketika pak Wedono pergi,  tapi hal ini tidak menjadi masalah karena  teman-teman kelompok  Genius  tahunya kalau  tiap malam minggu tempat tongkrongan kami  Laskar Kampretz di Kawedanan, dengan kondisi ini  tentu sangat menaikan reputasi kelompok kami.
Rupanya kehadiran Oros dipandang sebelah mata oleh kelompok Genius karena walaupun anak angkat Bp Wedono, Oros  orangnya juga ndeso dan katrox seperti kami sehingga klop dengan kelompok Laskar Kampretz,  hal ini terbukti waktu anak bapak Wedono dikithan justru kelompok Genius yang dimanfaatkan untuk bantu-bantu jadi panitia khitanan sedangkan kami Laskar Kampretz  tidak kebagian peran sedikitpun, kami mencoba melobi lewat  Oros agar dilibatkan jadi panitia tapi tidak berhasil karena seluruh acara dihandel oleh bu Wedono dan bu Wedono sangat dekat dengan orang tua mereka kelompoknya Genius. Akhirnya Laskar Kampretz hanya kebagian peran sebagai penonton dari luar pagar karena tidak  berani masuk ke komplek kawedanan kacian deh loe…..
Diantara persaingan dan perbedaan dua kelompok yang sangat-sangat mencolok,  ironisnya ada seoarang anggota kelompok Laskar Kampretz yang diam-diam tertarik dengan salah satu pentholannya kelompok Genius  dia adalah  Rion wajah lumayan jadul temen-temennya bilang sih mirip The Sen film action tahun 80 an he he , kulitnya sawo matang malah ada yang bilang kulit sawo busuk soalnya mandinya di sungai, orangnya romantis tapi sedikit minder karena latar belakang ekonominya yang pas-pasan namun rasa optimisnya luar biasa hebatnya dia naksir sama pentholanya kelompok Genius yang sangat berbeda hampir 180 º baik dari warna kulit, latar belakang ekonomi maupun tingkat kecerdasannya dia adalah Monah tapi temen-temenya sering menjulukinya Sidenok karena memang bodinya yang molek dan aduhai, sedikit kekuranganya barangkali adalah karena hidungnya yang sedikit mancung kedalam tapi itu tidak mengurangi pesona & kharismanya.
Di SMP Jati Monah selalu menjadi buah bibir dan idola para cowok, tak jarang mereka bertengkar hanya demi menarik perhatian Monah, banyak cowok-cowok yang patah hati dan banyak juga yang hanya memendam perasaannya didalam hati termasuk Rion,  apalagi setelah Monah terpilih  menjadi  Ketua OSIS tentu semakin membuat minder cowok-cowok yang ingin mendekatinya termasuk Rion, disamping itu Monah  juga seorang anak yang sangat cerdas dan  dekat dengan guru-guru sehingga setiap ada kegiatan apapun disekolah dialah  yang selalu dikirim untuk mewakilinya dan hebatnya dia selalu menjadi juara, ibaratnya Monah menjadi  sosok selebriti di SMP Jati saat itu.
Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata Monah  adalah teman kecilnya Rion diwaktu TK, waktu itu mereka sangat begitu akrab, mereka juga duduk satu meja....sehingga diantara mereka sudah saling mengenal dan begitu dekat, banyak sekali kenangan indah yang terjadi diantara mereka, ya seperti anak kecil pada umumnya mereka sering bercanda, berceloteh, kadang juga bertengkar dan yang paling berkesan bagi Rion adalah saat bermain maling-malingan dengan Monah. Monah selalu kebagian peran jadi polisi dan  Rion yang jadi malingnya...  saat Monah mengejar menangkap dan  memukulnya dengan sapu,  Rion menurut saja karena sebenarnya saat itu dalam hati kecilnya Rion sudah suka sama Monah ...,( dasar cinta anak kampretz kali he he ), Rion juga sering mengajak Monah makan diwarung Mbok Sumi didepan TK, makan lontong lodeh berdua dengan uang Rp. 25,- perak betul-betul kenangan yang sangat romantis dan membekas dihati Rion he he...
Namun sejak SD mereka berdua harus berpisah selama 6 tahun tanpa ada komunikasi sedikitpun jangankan berbicara bertemupun tidak pernah, karena Monah harus melanjutkan  ke SD Obah 1 yang terkenal dan punya reputasi  sedangkan Rion melanjutkan ke SD Obah 2 yang sederhana dan sayangnya lokasi kedua SD tersebut cukup berjauhan. Singkat cerita begitu masuk SMP Jati mereka bertemu kembali dalam suasana dan  kondisi yang sudah  sangat berubah, Monah tumbuh menjadi seorang gadis yang manis dan montok serta menjadi pimpinannya kelompok Genius sedangkan Rion menjadi anak yang kuper dan katrox tapi juga  menjadi pimpinannya kelompok Laskar Kampretz ….. 
Berawal dari perasaan yang sudah terpendam sejak lama dan ditambah rasa minder serta tidak percaya diri membuat Rion semakin jauh dari Monah, tapi anehnya  semakin menjauh didalam diri Rion tumbuh benih-benih perasaan yang tidak terbendung  dan sangat menyiksa mengapa karena disatu sisi Rion harus menyimpan rapat-rapat perasaan itu pada kelompoknya dan disisi  lain Rion juga harus menyimpan perasaan asmaranya yang semakin menggelora, akhirnya dengan sekuat tenaga Rion mencoba untuk memendam perasaan itu selama 3 tahun di SMP Jati......,
Kejadian-kejadian lucu dan mendebarkan sering terjadi pada saat di SMP diantara mereka, tepatnya ketika kelas 1 pada waktu itu saat jam istirahat tak sengaja Rion melihat Monah dan temen-temennya lagi menggoda orang gila, mereka melempari orang gila tersebut dengan kertas sambil berlari-lari, Rion hanya memandang dari jauh tanpa berani mendekat, tiba-tiba tanpa diduga orang gila tersebut mengejar dan memeluk Monah,  Monahpun meronta ketakutan dan mencoba untuk melepas dekapan orang gila tersebut sedangkan teman-temanya malah berlarian tidak ada yang berani menolongnya, akhirnya dengan nekad dan bak pahlawan Rion mencoba untuk  menolongnya saat Rion mendekat dengan was-was tiba-tiba orang gila itu melepaskan pelukan Monah, terlepas dari pelukan orang gila Monah histeris sambil menangis tersedu lari kedalam kelas dan  hampir bertabrakan dengan Rion. Rion ingin sekali memeluknya tapi tak kuasa  hatinya saat itu bergetar tak karuan dan tak sadar Rionpun sampai menteskan air mata melihat kesedihan Monah....hmm
Pada saat kelas 2 kebetulan ruang kelasnya Rion mau roboh akhirnya kelasnya digabung dengan kelasnya  Monah kebetulan Rion dikelas 11C sedangkan Monah 11A, pada saat itu diadakan ulangan Matematika yang terkenal sulit dan menakutkan saat dilakukan  koreksi silang, entah kebetulan atau tidak Rion mengoreksi hasil ulangan Monah dan sebaliknya Monah mengoreksi hasil ulangannya Rion, saat itu  Rion sungguh dedegan karena Rion tau pasti nilainya jelek  dan benar adanya  saat pembacaan nilai oleh guru Matematika kami yang terkenal nyentrix yaitu Bp. Bagito.  Dari hasil ulangannya  Rion dapat nilai 50  sedangkan  Monah dapat  nilai 100, sejak saat itu Rion semakin minder dan juga semakin tak percaya diri untuk mendekati Monah.
Kejadian yang tak kalah romantisnya lagi adalah saat  kelas 3 kebetulan sore itu Rion latihan pramuka, dan pramuka menjadi eskul favorit kami di SMP Jati seperti biasa Rion lewat jalan setapak menusuri pematang sawah,  mendung hitam menggelayut tebal dan langit  hujan rintik-rintik mau menagis, pada saat kaki melangkah  dipematang sawah tiba-tiba 100 meter didepannya, Rion melihat Monah  acuh tak acuh berjalan santai seorang diri, keringat panas dingin mulai keluar perasaan hati dag dig dug  mulai menjalari tubuhnya, Rion ingin memanggilnya tapi tak keluar suara akhirnya dengan semangat membara Rion mencoba memanggilnya dengan keras...Monah.. .Monah... berulang-ulang sampai Monah mendengar panggilannya,  Rion berharap Monah akan menungu dan berjalan beriringan  dengan berteduh daun pisang sungguh romantis pikirnya, yang terjadi justru sebaliknya Monah malah mempercepat langkahnya dan berlari karena nafsu sudah terlanjur membara Rion mencoba untuk lari mengejar, mereka saling berkejaran dipematang sawah  dan yang terjadi justru kakinya Rion terpleset kesawah…byur basah kuyup kedua sepatunya ...ancur deh, dengan perasaan sedih Rion coba bersihkan sepatunya dengan sisa-sisa air sawah akhirnya dengan lemas melangkah putus asa, setelah sampai disekolahan ternyata Monah sudah bergabung dengan kelompoknya dan duduk dipintu  gerbang sekolahan sehingga Rion harus melewatinya dengan perasaan yang malu, galau dan gundah gulana.....kacien habis..
Dan cerita lain yang tak kalah romantisnya lagi adalah waktu  diadakaan persami ( perkemahan sabtu malam minggu ),  malam itu kebetulan diadakan lomba pidato antar kelas dalam rangka peringatan Maulid Nabi, dan kebetulan Rion sebagai salah satu pesertanya mewakili kelas 3C. Pada saat lomba akan dimulai sungguh diluar dugaan karena Monah yang jadi salah satu jurinya sudah duduk penuh wibawa karena jabatan Monah saat itu adalah Ketua OSIS. Hati Rion merasa bergetar, keringat dingin keluar perlahan inilah saat yang paling menegangkan dalam hidupnya karena harus tampil didepan Monah seorang gadis montok yang menjadi pujaan hatinya saat itu, Menunggu giliran tampil Rion komat-kamit berdoa untuk menenangkan diri, dan saat nama Rion dipanggil perasaan dag dig dug berbaur menjadi satu, sampai Rion salah kostum karena pada saat tampil masih pakai sarung padahal peserta yang lain sudah  pakai celana, tatapan mata Monah membuat  Rion lumpuh layu, sangat gugup dan hilang konsentrasi Rion coba buka pidatonya dengan salam yang sok wibawa tapi karena groginya pada saat menyebut Monah sebagai dewan juri yang kami hormati terpeleset jadi Monah dewan juri yangg kami sayangi ...penonton teriak huuuu wow..wow sehingga Monah sangat terkejut dan mukanya merah merona hingga akhirnya dengan terbata-bata dan karena groginya pidato Rion menjadi gagap, berantakan dan amburadul .....dan yang tak kalah terkejunya adalah teman-teman Rion para anggota Laskar Kampretz...wow keren..
Dan pada  pagi harinya saat  dilanjutkan dengan acara mencari jejak masuk ke hutan jati, hujan begitu deras dan suara guntur menggelegar tak henti-hentinya, kelompok Laskar Kampretz harus masuk hutan terlebih dahulu,  kelompok kami begitu lancar melewati hutan yang licin dan terjal pada saat bersamaan  dari kejahuan Rion melihat Monah dan kelompoknya tersesat karena salah mengambil jalan, tiba-tiba terjadilah perang batin antara memberi tahu arah jalan yang benar karena perasaan hatinya pada Monah atau  justru malah dengan membiarkanya demi gengsi kelompok, Rion diam cukup lama namun  tanpa sadar Rion berteriak ke Monah untuk memberi tahu arah jalan yang benar sehingga dengan segala resiko, Rion harus menerima marah dan dicuekin oleh kelompoknya tapi seperti biasa pada saat Monah datang menyusul dengan kelompoknya mereka  berlalu cuek...tanpa menoleh kacien deh.
 Akhirnya selama 3 Tahun di SMP Jati  Rion lalui bersama Laskar Kampretz dengan penuh perjuangan dan  persaingan dengan kelompok genius serta kisah cintanya dengan Monah yang masih  menyimpan misteri  semakin gelap ...lanjut..

Tidak ada komentar: